Selasa, 26 Februari 2013

HUT Kolaka 53, USN Kolaka Resmi Jadi PTN


HUT Kolaka 53, USN Kolaka Resmi Jadi PTN

Di usia 53 Tahun Kabupaten Kolaka ini, menjadi momen yang penting dicatat dalam sejarah perjalanan daerah yang penuh dengan dinamika. Banyak prestasi yang berhasil dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Kolaka bersama elemen-elemen yang terkait dalam peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.Salah satunya, di bidang pendidikan pihak perguruan tinggi, Universitas Sembiln belas Nopember (USN) Kolaka tahun ini mempersembahkan statusnya yang dulunya sebagai perguruan tinggi swasta (PTS), akan berubah menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pertama di Kabupaten Kolaka.


Tentunya, masyarakat Kabupaten Kolaka patut bersyukur dengan upaya yang telah dilakukan pihak USN dibantu oleh Pihak Pemerintah Kabupaten Kolaka dan sejumlah tokoh-tokoh yang merintis dari awal pendirian STKIP menjadi USN hingga berstatus Perguruan Tinggi Negeri. Upaya ini tentunya tidak lepas dari sosok DR.Ashari sebagai Rektor USN Kolaka.

Semula banyak pihak yang meragukan perjuangan ini akan berhasil, tetapi Azhari begitu yakin bahwa dia bisa merubah status USN dari PTS menjadi PTN.’’ Perjuangan penegerian USN Kolaka begitu berat dan panjang. atas dukungan dan kerjasama civitas akademika USN, Pemkab Kolaka, masyarakat Kolaka, Pemprov Sultra dan dunia usaha seperti PT Antam UBPN Sultra. Bisa terwujud,’’ Ungkap DR.Azhari ketika ditemui media ini, Rabu (27/2) di ruang kerjanya.


Menurut Rektor, pada acara peresmian penegerian oleh Presiden RI nanti, rombongan USN Kolaka akan dipimpin langsung oleh Gubernur Sultra, H. Nur Alam. Bahkan menurut Azhari proses peresmian penegerian USN bersama 17 Universitas dan Politeknik lainnya bisa saja dilakukan oleh Presiden RI di Kolaka jika saja Gubernur menghendaki dilakukan seperti itu.

Sementara itu, Wakil Bupati Kolaka mengungkapkan  hal ini merupakan prestasi dan terobosan luar biasa yang dilakukan civitas akademika USN Kolaka yang perlu kita dukung sepenuhnya,

Dalam catatan media ini bahwa serah terima aset yang diserahkan ketua Yayasan Pembaharuan Pembangunan Pembangunan Pendidikan Indonesia Kolaka (YAPPPIKA) H. Andi Syahruddin Muharram selaku pihak kedua kepada Kemendikbud melalui Dirjen Dikti Kemendikbud Prof. Dr. Djoko Santoso selaku pihak pertama, dengan saksi yang ikut bertandatangan yakni Bupati Kolaka, Ketua DPRD Kolaka, RektorUSN dan Direktorat Kelembagaan dan kerjasama Dirjen Perguruan Tinggi Kemendikbud Prof. Achmad Jazidie, serta penandatanganan nota kesepahaman antara Mendikbud RI dengan Bupati Kolaka tentang pendirian dan penyelenggaraan Universitas Negeri Sembilan belas November (UNSN) yang ditandatangani Dirjen Dikti Prof. Dr. Djoko Santoso dan Bupati Kolaka Dr. H. Buhari Matta, maka proses penegerian sepenuhnya akan diselesaikan oleh pihak Kemendikbud hingga keluarnya Peraturan Presiden RI bersama dengan 18 universitas dan Politeknik yang akan dinegerikan. (imoel)

“Setoran PAD Pemkab Kolaka Belum Optimal”



Muh.Anis Pamma, (Ketua KNPI Kolaka)
“Setoran  PAD Pemkab Kolaka Belum Optimal”
Di usia 53 Tahun Kabupaten Kolaka telah memperlihatkan sejumlah terobosan yang cukup signifikan dari Pemerintah Kabupaten Kolaka. Banyak prestasi yang dengan skala nasional telah dicatat  Pemkab Kolaka dibawah kepemimpinan DR. H.Buhari  Matta selaku orang nomor satu di Kolaka. Kabupaten Kolaka dengan sector andalannya di bidang agribisnis dan pertambangan, terlihat dua sector yang jadi andalan ini cukup memberikan andil untuk menggerakkan roda pembangunan di Kolaka.
Kendati demikian, Ketua KNPI Kolaka Muh.Anis Pamma menilai pihak Pemkab Kolaka dalam penataan sektor pendapatan asli daerah (PAD) belum optimal dilakukan oleh pihak yang terkait untuk meningkatan pendapatan ini.
Menurut Anis Pamma, belum optimalnya peningkatan PAD Kabupaten Kolaka disebabkan dua hal, pertama fungsi Pemerintah sebagai katalisator dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat belum responsif  sehingga beberapa sektor yang ingin dicapai oleh pelaku ekonomi tidak disambut secara cepat. Hal ini menyebabkan produktivitas masyarakat masih rendah.Bahkan banyak sektor yang belum tersentuh.’’ Jadi apa yang mau dipungut jika produktivitas tidak ada atau minim. Untuk itu Pemerintah harus melakukan terobosan yang bisa memberikan stimulan kepada pelaku usaha yang ada  di Kolaka,’’ jelasnya.
Selain itu, pihak pemerintah seharusnya mengajak semua elemen masyarakat yang terkait dengan pengembangan dan peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat untuk bersama-sama memikirkan persoalan ini.
Ketua KNPI Kolaka ini,mengharapkan Pemerintah Kabupaten Kolaka untuk melakukan pembinaan kepada masyarakat khususnya pelaku usaha mikro di Kolaka. ‘’ Saya sebagai Ketua KNPI Kolaka siap untuk membentuk sebuah lembaga yang khusus melakukan kerjasama dengan pihak Pemkab Kolaka untuk melaksanakan program pembinaan kepada seluruh elemen pemuda di Kolaka yang memiliki potensi untuk menjadi interpreneur/wirausaha,’’ ungkap Alumni Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Ujunpandang 2001.
Solusi untuk meningkatkan PAD Kolaka, lebih jauh Anis Pamma menjelaskan bahwa sebagai regulator dan fasilitator, Pemkab Kolaka juga melakukan kajian ulang soal kebijakan pemberian permodalan kepada pelaku UKM sebagai modal kerja.’’ Hari ini pihak Perbankan belum memiliki kebijakan yang responsif untuk memperlakukan secara khusus pelaku UKM di Kolaka dalam penyaluran kredit usaha, sehingga pelaku usaha mikro di Kolaka kesulitan mendapatkan modal kerja dari pihak bank,’’ pungkasnya. (imoel)

Senin, 25 Februari 2013

Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi !


“Reposisi Peran Media dan Pendidikan Politik Menuju Pilkda Kolaka Yang Demokratis”


Catata Lepas  Dari Diskusi Publik
Hajatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kolaka masih setahun ke depan namun wacana dan opini ini pun telah bergulir di tengah masyarakat Kabupaten Kolaka, tak ayal lagi isi dari wacana dan opini ini berpusar pada siapa dan kriteria yang dianggap kompeten untuk menjadi orang nomor satu di Kolaka. Begitu cepat bergerak lantaran media cetak di Kolaka tak ada jedanya mengangkat wacana dan opini ini. Saat ini pun bermunculan sejumlah nama yang berminat untuk merebut kursi nomor satu di Kolaka. Sebut saja, Ali Nur, (Mantan Kadispenda Provinsi Sultra dan pernah menjabat pelaksana Bupati Kolaka, Amir Sahaka, Ketua PAN Kolaka dan masih menjabat sebagai wakil Bupati Kolaka, disusul Farhat Abbas muncul dari kalangan Pengacara dan selebritis, Muslihuddin yang kerap disapa Horo dari Politisi dan Anggota DPRD Kolaka, disusul Jhoni Syamsuddin,juga anggota DPRD Kolaka, dan Harun Rahim, Ketua Partai Demokrat Kabupaten Kolaka dan Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, Ahmad Syafei yang masih menjabat Sekretaris Kabupaten Kolaka, tak ketinggalan nama Kasran Randa, Abdullah Hasan dan Jayadin.
Dari naman-nama yang bakal mencalonkan jadi Bupati Kolaka ini, tentunya yang akan menentukan nasib mereka adalah masyarakat Kolaka sendiri setelah melalui proses seleksi hingga pemilihan. Pada frame ini, dapat dipastikan bahwa pesta politik lima tahunan di Kolaka kali ini bakal melahirkan dinamika politik sekaligus menyita perhatian masyarakat di Kolaka.
Memang jika ditelisik nama-nama yang muncul di media cetak lokal itu mereka adalah sosok yang kompetensi dan punya peluang sama untuk bersaing merebut kursi nomor satu di Kolaka. Sehingga tak heranlah jika hari ini sejumlah calon Bupati Kolaka sudah mulai ramai dengan Baliho Calon Bupati Kolaka yang terpasang hampir di sudut jalan sampai ke pelosok Kecamatan di Kolaka, ini salah satu cara untuk menyampaikan pesan kepada khalayak.   
Seiring dengan itu, peran media cetak nampaknya menjadi sangat strategis untuk menyampaikan pesan dari sebuah ide atau gagasan. Apalagi di dalam proses pertarungan merebut simpatih dari masyarakat seseorang, hal ini bukanlah pekerjaan mudah.Disini membutuhkan berbagai cara untuk mencapai tujuan akhir dari proses tersebut. Keberadaan media sebagai alat komunikasi dan informasi lagi-lagi menjadi penting untuk sebuah perubahan masyarakat menjadi lebih baik, juga pada Pilkada Kolaka ini. Sesungguhnya, disini akan terlihat bahwa pendidikan politik yang diharapkan dapat berkelanjutan.
Setidaknya, dari Diskusi Publik yang menampilkan nara sumber Drs.Sukmakutana (Ketua Partai Hanura Kolaka), Muh.Djufri Rahim,SP.MSi (Redaktur Kendari Pos), Drs.Akring Johar (Anggota DPRD Kolaka) dan Syahlan Launu (Komisioner KPU Kabupaten Kolaka) memberikan sebuah gambaran yang utuh tentang media,pendidikan politik dan penyelenggaraan Pilkada yang berkualitas. Meskipun pada penjelasan dari 4 nara sumber tersebut mencoba menguraikan secara sistematis atas  persolan-persoalan seputar peran media dan pendidikan politik, toh dari audience yang hadir dalam diskusi itu justru mengajukan pertanyaan-pertanyan yang cukup tajam dan bernas terkait  tema diskusi. Seperti itulah suasana yang terjadi pada diskusi yang dipandu oleh moderator Ridwan Demmatadju, Rabu (21/11) lalu di Warkop KNPI Kolaka.
Yang pasti ada beberapa catatan penting dari diskusi ini, bahwa dinamika sosial dan politik masyarakat Kolaka menunjukan perkembangan yang cukup baik  serta memiliki pandangan yang kritis dan obyektif dalam menyikapi media baik cetak maupun portal media online sebagai sarana pendidikan politik yang tak dapat dipisahkan.Kendati salah seorang peserta diskusi juga mengajukan beberapa pertanyaan yang menggugat bahwa informasi yang termuat di media itu cenderung menyesatkan dan dapat ditafsirkan sebagai pembohongan kepada publik. Hal ini sejalan dengan penyataan Muh. Djufri Rachim bahwa media mainstream saat ini tidak lagi mendominasi kebenaran, bahkan media bisa dikritisi oleh masyarakat, dan inilah bentuk perubahan peran media sebagai media komunikasi dan informasi.Namun sayangnya, perubahan-perubahan ini tidaklah sejalan dengan prilaku dan tradisi masyarakat kita, meski tidak dapat digeneralisir. Pada kenyataannya, dan menjadi sangat ironis kemampuan dari sebagaian praktisi media terkesan sangat lambat untuk mengadaptasi perubahan-perubahan itu.
Berbeda dengan Drs.Sukmakutana, yang mengurai beberapa problem yang brekaitan pendidikan politik dengann  bahwa sebagai politisi partai ia menilai masyarakat Kolaka telah memiliki cukup wawasan untuk menyikapi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan dinamika politik di daerah ini, paling tidak sebagai Ketua Partai Hanura, kami telah melakukan beberapa kegiatan yang bermuara pada pembinaan kader secara internal. Kemudian berkaitan dengan pemilihan Bupati Kolaka ke depan kami telah menyusun sejumlah rencana-rencana strategis untuk menjaring figur Bupati Kolaka yang sesuai dengan visi dan misi partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).Kaitannya dengan peran media,dalam pendidikan politik di Kolaka kami berupaya bisa bersinergi dengan rekan-rekan pekerja media di Kolaka. Hal ini, dapat dilihat dengan pemberitaan Partai Hanura yang selama ini masih terjalin dengan baik.Ini dapat terjalin berkat kerja sama dengan media.
Diskusi Publik yang menghadirkan dari sejumlah politisi di Kabupaten Kolaka ini, lebih menyoroti soal pelaksanaan Pilgub Sultra dan Persiapan KPU Kolaka menghadapi Pilkada Kolaka, untuk itu Syahlan Launu, SP dari KPU Kabupaten Kolaka menguraikan secara gambling, bahwa persipan KPU Kolaka untuk melaksanakan Pilkada Kolaka yang berkualitas sangat ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ketersediaan anggaran yang memadai untuk melaksanakan tahapan demi tahapan hingga terpilihnya calon terpilih Bupati Kolaka periode 2014-2019. Digmabarkan bahwa dalam rencana penganggaran untuk Pilkada Kolaka pihaknya membutuhkan dana sekitar Rp 34 milyar. Dengan dana ini, kata Syahlan yakin Pilkada Kolaka akan berjalan dengan baik. Selain itu, dia mengakui bahwa partisipasi masyarakat untuk menyalurkan pilihan politiknya dalam Pilgub yang baru saja usai masih sangat rendah.Tentunya, banyak hal yang menjadi alasan mengapa angka partisipasi masyarakat begitu rendah diantaranya adalah sosialiasi yang tidak optimal dilakukan oleh KPU Sultra.Untuk itu, ia berharap ke depan menjelang Pilkada Kolaka ini, masyarakat mendapatkan informasi tentang tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan oleh KPU Kolaka.
Sementara itu, Nara Sumber dari DPRD Kolaka, Drs. Akring Johar yang juga politisi dari Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) Kabupaten Kolaka menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan kriteria calon pemimpin ke depan di Kolaka. Ia menyampaikan bahwa keterpilihan seorang calon masih sangat ditentukan oleh faktor kekerabatan atau hubungan emosional. Dari pengamatannya dalam pertarungan merebut suara di tingkat akar rumput isu yang masih menjadi dominan adalah isu etnisitas yang terkemas dan jadi andalan beberapa calon Bupati Kolaka. Menurutnya Akring, isu etnis masih sangat seksi untuk dijadikan komoditas untuk meraup suara dalam Pilkada Kolaka nanti. Makanya, dia berasumsi jika calon  Bupati dari kalangan pribumi (Tolaki-Mekongga) lebih dari satu orang maka ia yakin pemimpin Kolaka bakal dimenangkan oleh calon dari luar Kolaka dengan etnis yang bukan dari Tolaki-Mekongga.
Meski demikian, asumsi dari Akring Johar ini mendapat tanggapan dari Hasbi Halim, salah seorang tokoh muda yang mengakui bahwa asumsi itu benar adanya namun tidak dapat dikembangkan. Karena itu, ia berharapa dalam pendidikan politik yang menjadi tanggungjawab semua pihak di Kolaka tidak melakukan politik etnisitas untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Lebih tepat, jika nilai-nilai kekolakaan yang dikembangkan sebagai isu-isu dalam Pilkada Kolaka ke depan. Disinilah keunikan dari Kolaka sebagai wilayah yang terus berkembang  secara ekonomi dan politik, dan peran media untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat bahwa politik itu memeiliki nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal.Pada tatanan ini, kedewasaan dari para politisi yang akan maju menjadi calon Bupati Kolaka menjadi sangat penting untuk diperhatikan secara cermat oleh media sebagai alat untuk menyebarkan opini dan seribu gagasannya untuk membawa  Kolaka ke arah yang lebih baik.  
Suasana Diskusi Politik di Warkop KNPI Kolaka

Minggu, 24 Februari 2013

KNPI Kolaka Bakal "Coret" Pengurus

Ketua KNPI Kolaka, Anis Pamma mengungkap akan mengganti pengurus KNPI Kolaka yang dinilai tidak aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan sejak yang bersangkutan menerima SKnya.'' Kita tidak mau pengurus yang sudah menerima SKnya tapi setiap kali diundang untuk mengikuti rapat-rapat KNPI atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan KNPI Kolaka tidak pernah hadir,'' ungkap Anis Pamma pekan lalu.

Dalam waktu dekat ini,, KNPI Kolaka akan menggelar rapat untuk membicarakan nama-nama pengurus KNPI Kolaka yang akan diganti.Selain itu juga akan dibicarakan surat pengunduran diri dari Tamsir Hafid yang telah menyatakan mundur sebagai Sekretaris KNPI Kolaka.'' Untuk itu saya telah menunjuk Akbar Dili,ST untuk menjabat sebagai Sekretaris, sembari menunggu SK defenitif dari KNPI Propinsi,'' jelasnya.

''KNPI Kolaka harus bergerak cepat dan melaksanakan sejumlah program kerja yang telah disepakati dalam rapat kerja KNPI beberapa bulan lalu,'' kunci Anis Pamma didampingi Sekretaris KNPI Kolaka Akbar Dili, ST. (imoel)

Mengenal Lebih Dekat : Ridwan Demmatadju


Ridwan Demmatadju, lahir di Pomalaa 20 April 1972 masa sekolah dihabiskan di Tanah Merah Pomalaa di sebuah sekolah milik Yayasan Pendidikan Pomalaa, SD Antam dan SMP Antam. Kemudian SMA Negeri Pomalaa, tammat pada tahun 1992. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri di Ujungpandang, IKIP Ujungpandang dengan program studi yang dipilihnya saat itu Bahasa dan Sastra Indonesia dan minor seni rupa.
Semasa kuliah di IKIP Ujunpandang ia banyak terlibat di kegiatan jurnalistik dengan bergabung di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pers Mahasiswa dan ikut mengelola Surat Kabar Kampus (SKK) Profesi IKIP Ujungpandang hingga menduduki posisi jabatan sebagai redaktur pelaksana di koran kampus tersebut. Selain getol di kegiatan pers mahasiswa juga dia banyak terlibat di kegiatan seni budaya di kota Makassar bersama teater kita makassar. Pada tahun 1994 bersama Asia Ramli Prapanca dan Is Hakim mengikuti Festival Seni Surabaya dengan naskah pementasan bertajuk KAVLING 2m2. Tidak hanya itu, di tahun 1996 ia mengikuti Pertemuan Sastrawan Nusantara dan Asean di Kayutanam, Padang, Sumatera Barat.
Semasa kuliah juga telah aktif menulis artikel budaya,opini dibeberapa media cetak lokal dan nasional nasional, diantaranya Harian Fajar,Pedoman Rakyat,Suara Karya dan Republika. Tahun 1999 ia meninggalkan kota Makassar ke Kendari dan bekerja sebagai wartawan Kendari Pos hingga tahun 2001. Merintis pembukaan biro Kendari Pos di Kolaka hingga akhirnya keluar dari media yang telah membesarkan namanya di Kabupaten Kolaka. Pada tahun 2003-2004 Mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) FOKUS Indonesia yang getol mengadvokasi penggusuran warga taman laut yang dilakukan pihak Pemkab Kolaka dimasa kepemimpinan Bupati Drs Adel Berty. Selain aktif ber-LSM di Kolaka juga menerbitkan surat kabar lokal Suara Kolaka ia dipercaya menjadi Pemimpin Redaksi, hingga akhirnya koran tersebut mati di tengah jalan.Saat ini ia telah meninggalkan dunia yang selama ini telah memberinya banyak pengalaman dalam menjalani hidup dengan menjadi guru bahasa dan sastra Indonesia di SMA Negeri 1 Latambaga.

Sajak-Sajak Ridwan Demmatadju


Sajak-sajak
Ridwan Demmatadju
Mengukir di Balik Pulau Lemo
Matahari perlahan merangkak dibalik bukit pulau kecil itu
Perempuan itu berpijak di atas batu kapur
Suara gemuruh gelombang menghempas di bibir pantai
Setiap kali kulihat kapal-kapal membawa tanah merah
Air laut keruh menggulung lumpur di atas karang
Siang itu,dibalik pulau kecil itu
Keulihat wajah-wajah nelayan kecil berlari
Dia membawa keranda dibalut kain hitam
Lalu memanjat cerobong asap pabrik
Dan berteriak menantang matahari
lalu terjatuh dan digilas sepuluh roda ban mobil
Yang membawa tanah milik moyangnya.
Siang di tengah terik matahari itu
Ribuan nelayan-nelayan tak lagi melaut
sambil membawa keranda
dia berjalan ke meja penguas yang sedang tertidur pulas
Sehabis makan di atas piring penderitaan nelayan-nelayan kecil itu.
Karena laut telah digadaikan dengan kepentingan
Karena tanah merah milik moyangnya telah dijadikan prasasti bisnis
Dan nelayan-nelayan kecil terus berlari mencari pusara kematian
Untuk mengubur harapan dan cinta yang lahir di tengah kemiskinan
Engkau datang menitipkan sebuah pisau belati
dibalik punggungmu,dan engkaupun berkata
"Perubahan harus dimulai dengan mengukir di balik pulau"
"Semuanya harus membuka mata dengan cinta yang tak terbalas"
Inilah harga yang tak pernah terbeli para nelayan kecil Tambea
Aku menulis sajak ini karena kulihat wajah anakku mulai bertanya tentang bumi yang tak pernah bicara dan menjanjikan masa depannya.
Watuliandu,24 Nopemeber 2008.
Melukis Wajah-Mu
Ketika malam begitu senyap
Tak ada angin yang merap pelan
Hanya suara binatang malam
Aku menunggu-Mu dilipatan tanah merah
Karena kutahu Engkau selalu ada menungguku
Suara gemercik air yang jatuh di atas batu kerikil
Wajah-wajah masa silamku datang mengendap
Dari balik pohon cengkeh yang rimbun
Dan aku tahu engkau telah kesepian di batas cakrawala
Dan langit perlahan melukiskan kesunyian yang menderamu
Aku datang dengan segumpal harapan
Setiap kali kuingat wajahmu
Hati tergores dan luka yang tak peranah terobati lagi
Disini,aku menunggu-Mu'
Begitu banyak pertanyaan yang belum engkau jawab
Tentang perjalanan yang tak menentu arahnya
Dari balik jendela rumah kayu ini
Aku memandang jauh ke atas bukit
Kutemukan jasadmu tergeletak kaku
Tak lagi bicara tentang harapan dan cinta
Semua telah terkubur bersama ranting-ranting usiamu
Aku selalu mencari-Mu
Dengan sejuta goresan hati yang terbalut kain kanvas putih
Dengan warna-warna yang terindah dalam sanubariku
Lukisan yang tak pernah selesai itu,
Menjadi kenangan terindah di jiwaku
Terpanjang kaku diberanda rumahku
Dengan warna yang mulai memudar kelam.
Watuliandu 7 Januari 2008
Aku Ingin Cinta itu
Menulis di Helai Rambutmu
Dirimu terbaring dibalut angin setiap malam
kita meneguk segelas anggur merah dengan cahaya temaran
Meninggalkan matahari malam makin jauh
Dari atas bbuk/it Tamborasi
Engkau selalu menghianati wajah perempuan
yang membaca pesan singkat di handpone itu
Dan telah tertidur pulas setelah
menikmatinya di atas kasur kumal
Dengan sajian dari laut Pantai Ria Mekongga
Nafasku kini berwarna
setiap kali kupandangi cerobong asap hitam
dari balik jendela rumah kayu di tanah yang merah itu
Air mata masih terus mencari kain putih
Yang terbenam dalam kepingan jiwa yang bergerak
Mencari keadilan yang selalu terhempas di mulutmu
Hari ini,
Aku tahu engkau telah menabur dusta
di seribu wajah petani dan nelayan
selalu tertindas dengan lidah
yang tak bertulang itu.
Watuliandu,5 Juni 2005
Mencari Anak Yang Hilang
Dulu pernah kita berjalan kaki
Menyusuri jalan-jalan kota yang sepi
Pada malam itu
wajahmu masih terbayang dalam ingatanku
ia duduk di bibir pantai Losari di balut ombak
memandang pulau impian di balik cakrawala
Tentang perjalanan anak kecil
Yang mengais serpihan air mata
Mengering di terik matahari,
setiap kali aku bertanya pada bulan purnama
Dan angin malam yang perlahan melukai hati kita
Malam itu,
Aku dengar kembali suara-Mu
Anak kecil itu terus berlari mencari-Mu
Dengan keperihan yang makin tajam
Aku juga tidak mampu membaca mozaik
Tergeletak kaku di atas pusara
Lembaran waktu makin jauh
meninggalkan kenangan yang pernah kita simpan
sambil menyanyikan lagu "Wonderful To Nigth"
kita meninggalkannya sendirian,begitu saja
tetapi wajah anak kecil itu tak pernah ku lupakan
terus berlari mencari nasibnya sendiri
Kolaka,5 Juni 2005.

Rektor UNM Prof.Arismunandar bersama alumni SKK Profesi IKIP Ujunpandang



Ahmad Alikar Mufli


Nurul Hasanah Assahrah


Ismoel Aksan


Aswan Ahmad Bos Radar Bogor Bresama Ahmad Heryawan Gubernur Jabar Terpilih


Pilkada Kolaka dan Peran Strategis Partai Politik


Pilkada Kolaka dan Peran Strategis Partai Politik
Oleh: Ridwan Demmatadju
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kolaka tahapannya di bulan Maret 2013 (KPU Kolaka red)  namun sejumlah kandidat Bupati dan Wabup Kolaka sudah bermunculan dengan caranya sendiri, dipinggir jalan dan dibatang-batang pohon sepanjang jalan protokol terpanpang baligho wajah calon Bupati Kolaka, sebut saja, Jhoni Syamsuddin SH, Amir Sahaka,Harun Rahim, Ali Nur, Farhat Abbas,Muslihuddin Haruna, Amran Firdaus, Itulah nama-nama yang menjadi wacana di media cetak lokal di Kolaka. Meski ada juga yang belum memasang balighonya untuk sosialisasi calon Bupati seperti  Ahmad Safei, Sabri Manomang dan Sabaruddin Labamba namun nama-nama ini sudah dipastikan akan maju dalam pesta politik berebut kursi nomor satu di Kolaka.
Tentunya beragam tanggapan dan respon dari elemen dan tokoh masyarakat Kolaka terkait munculnya nama-nama calon Bupati dan Wakil Bupati Kolaka, misalnya program 1 milyar untuk desa yang dijadikan branding image oleh Jhoni Syamsuddin, tentunya ini menjadi sesuatu yang menarik dan boleh jadi jualan politik yang mesti dikaji secara rasional. Mungkin saja branding image ini, bagi Jhoni Syamsuddin masuk akal, tetapi masih memerlukan proses sosialisasi sekaligus kajian yang komprehensif dengan konsep 1 Milyar itu. Penulis pernah bertemu di DPRd Kolaka terkait gagasan ini dan dia jelaskan secara sederhana dengan mengatakan dana itu masuk akal, dia bisa dapatkan dana tersebut dengan melakukan pemangkasan sejumlah anggaran yang dianggap tidak efesien.Begitu penjelasan singkatnya kepada penulis.Menjadi persoalan ketika isu 1 Milyar ini apakah bisa laris manis jadi jualan politiknya di masyarakat Kolaka yang sesungguhnya sudah terbiasa dengan politik yang pragmatis, semua serba instan dan pendek saja jangkauan berpikirnya.Ditambah lagi dengan politik transaksional yang sudah berlangsung dalam demokrasi  hari ini, yang berujung pada kata “Wani Piro”. Inilah yang menjadi persoalan yang mesti diperhatikan betul bagi calon dan tim sukses Bupati Kolaka kedepan. Jika hanya mengandalkan konsep dan strategi, yakin saja sulitlah mendapatkan dukungan suara signifikan.Apalagi  hanya konsep saja yang dihembuskan dan tidak pernah direalisasikan, pada frame ini seorang calon Bupati Kolaka haruslah memunculkan track record yang baik dan bisa dipercaya oleh masyarakat akan merealisasikan janji dan konsepnya setelah terpilih memimpin di Kolaka.
Selain itu, hal penting bagi Calon Bupati Kolaka adalah memastikan partai politik yang akan dipakai bertarung dalam perebutan kekuasaan ini, sebaba hingga hari ini tak satupun calon yang memiliki “perahu” untuk maju sebagai Cabup dan Wabup Kolaka. Meskipun Amir Sahaka diketahui telah menjadi Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Kolaka, namun fakta ini belum dapat dipastikan akan memakai PAN dalam Pilbub Kolaka, karena Ali Nur, Farhat Abbas, dan Sabaruddin Labamba dipastikan juga akan menggunakan pintu PAN Kolaka. Dari sini akan menimbulkan friksi dan perpecahan di internal PAN Kolaka. Pasalnya, Amir Sahaka tidak mungkin begitu saja mau direbut posisinya sebagai Ketua PAN Kolaka, Ali Nur juga yang dianggap berjasa dipastikan akan menagih kepada Ketua DPW PAN Sultra, Nur Alam yang juga Gubernur Sultra untuk periode kedua ini. Nama Amir Sahaka, Ali Nur dan Sabaruddin Labamba dipastikan mereka “berkeringat” saat Pilgub kemarin dan pastilah akan menuntut balas jasa atas kerja-kerja politiknya. Bagaimana dengan pernyataan Ketua PAN Sultra, bahwa yang bisa menggunakan pintu PAN dalam Pilbup Kolaka, berdasarkan hasil survey LSI. Apakah ini bisa jadi komitmen diantara calon dari PAN dengan Ketua PAN Sultra ? Namun dalam praktik politiknya biasanya selalu berubah dan tidak akan permanen sebelum ada deal-deal yang pasti soal kepentingan yang lebih terperinci, termasuk target politik jelang Pilpres di 2014. Semua target dan kepentingan ini harus bisa jawab secara cerdas oleh calon Bupati Kolaka yang akan menggunakan pintu PAN Kolaka. Meski ini hanya sebuah pemetaan skenario politik, namun hal ini bisa jadi benar adanya dan jadi parameternya. Kepastian siapa yang menggunakan pintu PAN Kolaka sesungguhnya akan berujung pada sikap dan keputusan Nur Alam sebagai Ketua DPW PAN Sultra, tentu dengan mempertimbangkan siapa yang paling banyak “berkeringat” dalam Pilgub Sultra kemarin.Jadi belum ada jaminan, kalau Amir Sahaka menjabat Ketua PAN Kolaka dialah yang menggunakan PAN atau Alin Nur yang berkeringat dan Sabaruddin Labamba dan Farhat Abbas memiliki elektabilitas yang tinggi setelah disurvey oleh LSI. Sekali lagi ini bukan jaminan.Ketidakpastian ini juga dialami oleh calon-calon lain, dan upaya yang harus dilakukan saat ini adalah membangun komunikasi dan komitmen politik kepada semua pimpinan partai politik baik di Kabupaten maupun di tingkat Provinsi.Tanpa ada komunikasi dan komitmen politik dipastikan impian untuk maju bakal sia-sia saja.
Peran partai politik disini menjadi penting dan sangat strategis untuk menentukan nasib Kabupaten Kolaka dalam perhelatan mencari pemimpin nomor satu di Kolaka, partai politik setidaknya bukan hanya sekedar memanfaatkan atau dimanfaatkan oleh calon Bupati yang ingin menggunakan kendaraan politik  untuk merebut kekuasaan di Kolaka yang kaya dengan potensi sumber daya alamnya. Seyogyanya elit partai politik di Kolaka dan Sulawesi Tenggara jangan terjebak dengan kepentingan politik jangka pendek dan transaksional.Karena sudah jamak terjadi bahkan sudah menjadi rahasia umum dalam pesta politik  selalu identik dengan setoran-setoran, saweran, untuk mendapatkan dukungan parpol. Meskipun diakui, bahwa tidak ada yang gratis untuk sebuah kursi kekuasaan, membutuhkan biaya yang tidak kecil untuk bisa mendapatkan kursi itu. Paling tidak di dalam penentuan calon Bupati dan Wakil Bupati kali ini, diawali dengan cara-cara yang mengedepankan akal sehat dan menjunjung nilai-nilai demokratis serta nilai elektabiltas yang positif dari calon yang akan dijagokan parpol. Soal komitmen pembayaran pintu parpol selayaknya dikemas dengan proporsional sehingga tidak menimbulkan kesan buruk bahwa parpol cari uang dalam penetapan pasangan cabup dan cawabup di Kolaka. Untuk bisa melaksanakan cara-cara ini, tentunya partai politik setidaknya melakukan proses penjaringan bakal calon dengan membuka pintu saran dan pendapat dari semua elemen masyarakat terhadap calon yang akan diusung, menjalin kerja sama dengan media dan lembaga swadaya masyarakat yang memiliki kapasitas. Dari kerja atau cara ini pastilah parpol akan menemukan banyak pilihan yang akan dijadikan bakal calon Bupati Kolaka, karena semakin banyak pilihan akan semakin berkualitas cabup yang akan diusung jadi Balon Bupati Kolaka. Termasuk pelibatan perguruan tinggi untuk menguji kualitas calon Bupati dan Wakil Bupati Kolaka sebelum ditetapkan oleh parpol.Walaupun dalam tahapan pilbup ada debat kandidat namun ini tidak cukup optimal untuk memastikan kapasitas dan integritas calon Bupati dan Wakil Bupati.
Pilkada Kolaka yang akan dihelat, menjadi menarik karena tidak ada calon incumbent yang akan ikut bertarung, semua dari nol kembali. Kemudian dengan banyaknya calon yang berminat untuk maju tentunya semua calon telah memiliki strategi dan taktik untuk meraih dukungan masyarakat. Sebagai masyarakat Kolaka tentunya punya harapan untuk mendapatkan pemimpin yang sekelas dengan Joko Widodo (Jokowi) yang dari Walikota Solo, bisa menang di Pilgub DKI kemarin. Tentunya, harapan ini sudah dimiliki oleh masyarakat Kolaka kendati tidak pernah tersampai secara terbuka melalui media atau forum-forum diskusi politik. Keyakinan akan adanya harapan memiliki pemimpin seperti Jokowi menjadi sebuah impian masyarakat Kolaka bisa dibaca dari letupan-letupan dan eforia masyarakat yang begitu antusiasi mengikuti jejak perjalanan politik Jokowi melalui media televisi, internet dan jaringan sosial media. Bisakah terwujud impian ini ? Ini tergantung dari masyarakat sebagai voter (pemilih) yang akan menentukan nasib seorang pemimpin di Kolaka, jika masyarakat memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap daerah yang membutuhkan pemimpin yang berpihak kepada peningkatan kesejahteraan rakyat. Masyarakat yang kritis dan cerdas dalam berpolitik tentunya akan memiliki pemimpin dengan pertimbangan jangka panjang serta alasan yang rasional. Bukan karena iming-iming uang !
Kepastian perubahan nasib masyarakat Kabupaten Kolaka kea rah yang lebih baik memang bukan semata menjadi tugas parpol dalam menentukan calon Bupati Kolaka ke depan, peran parpol dan partisipasi semua elemen masyarakat Kolaka sangat dibutuhkan untuk memulai dari sekarang membuat scenario perubahan yang diharapkan oleh masyarakat Kolaka, persoalan ini haruslah dibicarakan secara terbuka dan melalui perdebatan yang pasti panjang untuk menghasilkan sebuah konsep dan strategi menentukan nasib masyarakat Kabupaten Kolaka melalui pemilihan Bupati dan Wakil Bupati sebagai orang yang akan menjalankan mandat politik dari masyarakat secara professional dan bertanggungjawab dunia akhirat. Semoga.
                                          
                                Penulis adalah mantan wartawan dan praktisi pendidikan tinggal di Kolaka.